Kamis, 10 November 2011

Cerita Cintaku……… Part 1

Menyesal, Cinta Kugenggam
Bagai Menggenggam Pasir
Cerita ini aku awali saat aku duduk di bangku SMA. Aku sangat penasaran akan yang namanya pacaran. Ku cari tahu lewat teman, keluarga hingga media online. Ku merasa katrok jika belum berpacaran. Sampai suatu ketika aku meliha sosok gadis berambut panjang yang ternyata siswi baru di sekolahku. Pertemuanku dengannya adalah yang sengaja ku lakukan karena aku dengar dari teman-temanku ada siswi baru yang cantik.Aku segera menuju ruang guru dan tak sengaja kulihat dia lagi duduk di taman depan ruang guru.
“Murid baru ya?” tanyaku gugup.
“Iya, salam kenal ya namaku Arin! Kalau kamu?” Tanya Arin balik.
“Namaku Satria, kamu disini nanti di kelas berapa?”
“Aku di kelas XII IPA 2! Kamu kelas brapa?”
“Sama donk, entar barengan sama aku yuk ke kelas?” ajakku tanpa sengaja kupegang tanggannya.
“Iya aku besok mulai belajarnya Sat!” sahutnya sambil tersenyum melihat aku yang salah tingkah.
“Maaf ya aku ga tau, adi malu nih aku!” sambil mengalihkan pandangan ke langit.
“Kenapa Sat, emang ada apa di langit?” Tanya Arin mengejutkan ku!
“Ada pesawat lewat, kalau gitu aku balik ke kelas dulu ya!” sambil melambaikan tangan.
“Bruuk!!”
“Hati-hati Sat!” dengan tersenyum yang melihatku jatuh.
“Ya Rin, semangat ini buat belajar!” sambil melambai tangan lagi.
Saat itu aku merasa malu sekali dengan tingkahku sendiri. Aku merasa senang dan bahagia ada Arin yang akan sekelas denganku. Sampai di kelas aku hanya terduduk dan tak menghiraukan teman-temanku yang semuanya pada rebut entah membicarakan apa. Aku pun tak memusingkannya karena aku sedang senang. Dan tanpa sengaja aku terjatuh dari bangku dan tahu sendiri aku pun ditertawakan oleh teman sekelasku.
“Sat elo ngelamun ya?” teriak teman-temanku.
“Ya nih ngelamunin pelajaran!” belaku.
“Pelajaran apa? Pelajaran mencari pacar?” teriak teman-temanku.
“Mungkin haha….” Jawabku..
“Ma murid baru itu?” sahut Rian  mengejekku..
“Ya, haha baru pertama kali aku lihat cewek cantik mas bro!” sahutku.
“Cie, akhirnya elo jatuh cinta juga Sat…! Btw siapa nama cewek itu?” tanyanya.
“Arin.. rambutnya yang panjang buat aku terpesona!” ungkapku.
“Ya dah met berjuang bro. gue dukung elo dari samping!” balasnya tertawa.
Keesokan harinya pun aku berangkat sekolah dengan senyum lebar. Ibuku pun sampai kaget lihat aku tersenyum berangkat sekolah.
“Sat, ada apa dengan kamu nak?” Tanya ibuku sambil menyiapkan sarapan di dapur.
“Ini bu, sekarang ada murid baru!” Jawabku asal.
“Pasti perempuan ya?” Tanya ibuku tersenyum.
“Iyalah bu masak cowok!” jawabku dengan tertawa.
Aku pun sarapan dengan lahapnya.  Usai sarapan aku langsung berangkat sekolah. Sampai di sekolah aku pun menuju kelasku. Dengan hati yang berbunga aku segera duduk. Bel masuk pun berbunyi, Aku berharap Arin segera masuk ke kelas. Pelajaran pertama adalah Bahasa Indonesia, kunanti penuh harap namun Arin tak kunjung datang juga. Lama kelamaan semangatku jadi luntur. Jam istirahatpun berbunyi, tapi Arin juga tak kunjung menampakkan batang hidungnya.
“Sat, mana Arin kok gak dating juga?” Tanya Rian sambil menepuk pundakku.
“Iya, aku juga gak tahu!” Sahutku sambil menundukkan kepala.
“Sabar, entar juga dating!” balas Rian berusaha mengembalikan semangatku.
“Ok bro, makasih ya!”
Pelajaran kedua pun dimulai, pelajaran biologi yang biasanya aku semangat, tapi hari ini sungguh berbeda. Kulihat ke jendela, Bu Lisa datang bersama seorang siswi betapa senangnya aku saat melihat bahwa itu Arin. Aku segera merapikan rambutku dan membuat Rian hanya tersenyum melihat tingkahku itu. Bu Lisa pun masuk ke kelas.
“Anak-anak hari ini kalian punya teman baru, silahkan perkenalkan dirinya!” mempersilahkan Arin memperkenalkan diri.
“Perkenalkan nama saya Arin Shila Natasya, saya pindahan dari SMA Harapan Nusantara! Sekian!” ucap Arin sambil tersenyum manis.
“Kalau boleh tahu statusnya apa?” Tanya Rian dengan PDnya.
“Masih jomblo!” sahut Arin.
“Nah, cocok tu sama Satria yang lagi jomlbo!” sahut Dian dari belakang yang membuat kelas jadi riuh.
“Sudah-sudah, Arin silahkan duduk bersama Siska!” ucap Bu Lisa sambil menunjuk Siska yang duduk dibelakangku.
Aku sangat senang karena Arin duduk dibelakangku. Semenjak itu aku mulai akrab dengan Arin. Arin ternyata perempuan yang sangat baik dan pintar memasak. Aku dan dia mulai jalan bersama, belajar bareng dan masak bareng. Temen sekelaspun mengatakan kami serasi. Hingga suatu ketika aku memutuskan untuk menyatakan cinta kepadanya.
Aku sengaja datang lebih pagi ke sekolah. Aku meminta bantuan Rian, Dian dan Siska untuk menyiapkan kejutan untuk Arin. Jam 7 pagi Arin tiba di sekolah. Kulihat dari jendela. Persiapan sudah selesai aku mengajak kawan-kawanku untuk segera keluar dari kelas.
“Kok sepi ya jam 7 pagi biasanya Siska dan Dian dating duluan deh?” ucap Arin. Sambil menaruh tas.
“Ini apa ya? Em, surat? Untuk Arin. Aku baca!” sambil membuka amplop.
“Arin…. Dari Satria   
Seandainya aku boleh jujur kamu itu udah buat kesalahn besar. Kamu harus
Bertanggung jawab atas perbuatanmu ini!”
“Memangnya aku ada salah apa dengan Satria.”
“Kamu sudah mencuri yang paling berarti untukku!
Sungguh kamu tega!”
“Aduh, apa aku ada salah ma Satria? Tapi apa? Apa salahku?” ucapnya lirih.
“Salahmu adalah karena telah mencuri hatiku Rin!” sahutku tiba-tiba dari belakangnya.
“Sat apa maksudnya ini?” Tanya Arin nampak bingung.
“A…ku suka denganmu Rin, mau gak kamu jadi pacarku?” tanyaku gugup.
“Beneran Sat? Kamu ga bercanda kan?” Tanya Arin balik.
“Ga, Rin aku serius. Jika kamu mau jadi pacarku, kamu ambil buku komik yang tersembunyi di ruangan ini, jika tidak kamu ga usah cari buku tersebut! Aku tunggu 3 menit lagi jawabanmu” ucapku sambil menyetel waktu dan kemudian memejamkan mata.
“em….?” Gumam Arin.
Lama ku menunggu, rasanya 3 menit itu bagai setahun . Dalam hati aku berpikir, aku ingin dapein Arin dengan cara yang serius. Jika dia juga suka sama aku apa salahnya dia berkorban untukku.
Arin mencari-cari komik, namun yang ia temukan hanya Koran, buku pelajaran, kertas dan sebagainya. Detik demi detik terus berjalan. Waktu sudah menunjukkan hitungan ke 98 detik. Suara teman-temanku semakin ramai. Mereka seperti menyemangati Arin.
“Arin… Arin….” Teriak teman-temanku.
Dian mengatakan detik ke 145. Ku merasa Arin begitu kelabakan mencari komik tersebut. Diah bahkan sempat berucap kalau begini caranya aku bisa pingsan. Dian mengatakan detik ke 168. Dan disaat itu langkah kali Arin menuju ke temaptku berdiri dan berkata “Aku tahu komik itu ada di pinggang belakangmu kan?” sambil mengambil komik itu dia pun memelukku.
Semua teman-temanku begitu riuh. Aku dan Arin pun jadian di tanggal 8 bulan 9 tahun 2010 atau bisa disningkat 8/9/10. Aku pun memeluk balik Arin. Aku sangat senang. Arin mau jadi pacarku. Aku pun mengajak Arin membersihkan ruangan kelas. Tampak teman-temanku juga ikut membantu. Hari demi hari aku jalani dengan bahagia. Arin juga merasakan hal yang sama.
Suatu ketika Rian ingin bertanya pada Arin mengenai soal fisika dimana tangan Arin memegang tangan Rian untuk menunjuk kan detail angka dan rumus. Disitu nampak aku begitu cemburu dan tanpa sengaja aku membentak Arin. Arin merasa sedih dan dia berlari ke luar.
Nampak Rian juga kecewa padaku. Aku hanya terdiam dan tak bisa berkata apa-apa. Kemudian aku berlari mencari Arin. Kulihat dia menangis bersama Siska. Aku memanggilnya.
“Arin, maafin atas sikapku tadi ya!” ucapku sambil bersujud di depannya.
“Em, kamu jangan begitu lagi ya Sat. Aku tak suka terlalu dicemburui.” Sahut Arin kemudian memelukku.
Hari itu aku bertekad untuk berubah. Namun apa daya 7 bulan kemudian setelah selesai mengikuti Ujian nasional kami mendapat libur. Aku pun ingin mengajak Arin jalan-jalan. Saat di depan rumahnya aku melihat Rian sedang dipeluk oleh seorang laki-laki mudaa. Selama ini aku tak pernah melihat lai-laki itu. Arin tidak punya kakak laki-laki. Aku pun naik darah dan segera pulang ke rumah. Aku curhatkan semua isi hatiku di akun fbku. Aku merasa sedih dan menagis di kamar. Hingga Arin berkomentar dan menanyakan ada apa sebenarnya kenapa aku tak mau membalas smsnya dan mengangkat teleponnya. Aku pun membentaknya di fb.
“Baik Sat, jika kamu gak mau mendengar penjelasanku aku akan pergi meninggalkanmu!” komentarnya di statusku.
“Silahkan saja!” balasku.
Beberapa hari kemudian aku menemui Rian dan mengajaknya menjenguk Siska di rumah sakit.Rian pun bertanya kenapa aku tak mengajak Arin. Aku dengan entengnya menjawab bahwa Arin telah berselingkuh dibelakangku. Mungkin dia lagi bermesraan. Saat di depan rumah sakit kuliaht Arin dibonceng pria itu lagi.
“Itu dia lagi sama selingkuhannya!” ucapku.
“ Ha? Itu mah sepupunya yang baru pulang dari Swiss. Jangan bilang sekarang kalian putus?” Tanya Rian.
“Ja…..di itu sepupunya?” tanyaku balik.
“Iya, dia  Ardi. Kuliah di Swiss dan baru saja pulang.” Jawab Rian.
Segera saja ku cabut dari sana dan meminta Rian menyampaikan pesanku pada Siska. Aku mencari Arin di rumahnya dan ibunya bilang dia dan Ardi sudah pergi ke Swiss. Arin melanjutkan kuliahnya di Swiss. Aku langsung sedih. Aku ajak Rian pergi ke pantai Rian.Disana aku curhatkan semua penyesalanku padanya.
“Sudahlah Sat, sekarang aku nasehatin kamu. Kalau kamu punya seorang kekasih dan cinta kamu jangan bagai menggenggam pasir!” ucap Rian.
“Maksudnya?” tanyaku sedih.
“Coba kamu pegang pasir ini, kamu genggam makin erat apa yang akan terjadi?” Tanya Rian balik.
“Lama-lama pasirnya jatuh dan habis!” sahutku.
“Begitu juga dengan cinta, semakin erat kamu genggam cinta itu maka dia akan mudah meninggalkanmu. Jika kamu masih mencintai Arin, kejar dia ke Swiss!” ucap Rian.
“Tapi? Aku merasa ga seperti itu dengannya?
“Kamu gak merasa bro, seharusnya kamu sering membicarakan hubungan kalian layaknya sahabat sehingga mau saling mendengarkan dan mengerti. Semenjak kalian pacaran, kamu jarang lagi sama Arin kayak dulu maunya jalan berdua terus, gam au ngakak temen. Itu terkesan kamu seperti merantai Arin!”
“begitukah, kini aku mengerti bro apa cinta itu. Untuk mengejar dia aku mau kamu juga kesana ya melanjutkan kuliah!” ucapku memohon.
“Ya deh bro…!” sahutnya.
Dengan tekad bulat aku pun melanjutkan kuliah ke Eropa.

Mau tahu kisah perjuanganku mendapatkan Arin… baca kisahnya Bulan Depan ya…
Dalam episode “Ku Kejar Cintaku Sampai Eropa”
Komentarin ya biar semakin menambah wawasanku dalam menulis.....

3 komentar:

  1. Aku suka tetayii ni cerpen,,bisa buat aq senyum-senyum tendili........aqyu beuuuddhhhh

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. thanks ya.. mohon ikuti lanjutan kisahnya... mbak pipit

    BalasHapus