Jika pemutih dicampur dengan pembersih lantai yang
mengandung asam, akan dihasilkan gas klorin yang membahayakan kesehatan.
Efeknya berupa gangguan atau kerusakan saluran pernafasan bahkan dalam dosis
tinggi gas ini dapat menimbulkan kematian.
a. Dampak Penggunaan Aluminium
Untuk menekan tingkat pencemaran aluminium ini, perlu
dilakukan proses daur ulang. Proses daur ulang ini sangat menguntungkan karena
dapat menekan lebih dari 75% biaya produksi dibandingkan jika aluminium dibuat
langsung dari bijihnya.
Umunya, aluminium diproleh melalui proses elektrolisis.
Dalam proses ini dihasilkan uap asam fluorida(HF) yang berasal dari pemanasan
lelehan kriolit. Uap asam fluorida dapat menimbulkan kelumpuhan dan bahkan
kematian. Masalah ini dapat diatasi dengan mengklorinasi aluminium klorida
(AlCl3). Senyawa AlCl3 ini mudah dicairkan sehingga
proses elektrolisis dalam pembuatan aluminium tidak perlu menggunakan klorit
cair lagi.
b. Dampak Penggunaan Karbon
Kepulan asap hitam yang dihasilkan dari pembakaran
bahan bakar fosil, kayu, sampah, dan materi yang mengandung senyawa karbon
lain, sebenarnya merupakan partikel-partikel karbon berbentuk padat yang larut
dalam udara.
Selain
asap hitam, pembakaran senyawa karbon juga manghasilkan gas karbon monoksida
(CO) dan kabon dioksida (CO2). Gas
CO merupakan gas yang tidak
berwarna dan tidak berbau. Gas ini berbahaya karena mudah berikatan dengan
hemoglobin. Akibatnya, tubuh menjadi kekeurangan oksigen. Kekurangan oksigen
ini dapat menimbulkan sakit kepala, cepat lelah, sesak nafas, pingsan, bahkan
kematian.
c. Dampak Penggunaan Nitrogen
Namun, dengan adanya petir atau pada suhu tinggi,
nitrogen akan bereaksi dngan oksigen menghasilkan nitrogen dioksida (NO2).
Gas nitrogen dioksida ini dapat memerihkan mata dan menimbulkan gangguan pada
saluran pernapsan. Gas ini juga merupakan oksida sam dimana dengan adanya air
hujan dapat menyebabkan hujan asam.
Senyawa nitrogen lain yang terdapat dalam bentuk gas
adalah amonia (NH3). Gas ini cukup menggangu karena baunya sangat
menyengat dan menyesakkan pernafasan. Pupuk nitrogen yang terlarut dalam air
hujan dan memasuki badan-badan air, seperti sungai, danau, dan rawa-rawa akan
menimbulkan eutrofikasi. Eutrofikasi merupakan suatu gejala yang ditimbulkan
oleh berlebihnua zat-zat hara pada badan air. Akibatnya, pertumbuhan tanaman air
ini mati, tubuhnya akan diuraikan oleh mikroorganisme. Penguraian tersebut
memerlukan oksigen dalam jumlah besar yang mengakibatkan minimnya jumlah
oksigen yang dapat digunakan oleh hewan air. Kondisi ini mengakibatkan banyak
hewan air yang mati.
d. Dampak Penggunaan Belerang
Belerang bersifat mudah terbakar dan mengahsilkan gas
belerang dioksida (SO2). Gas ini dapat menyesakkan pernapasan dan
menimbulkan gejala batuk. Dalam jumlah besar, belerang dioksida dapat merusak
saluran pernapasan dan menimbulkan radang tenggorokan serta kerusakan
paru-paru, bahkan dapat menyebabkan kematian. Di udara, gas SO2
dapat teroksidasi menjadi belerang trioksidasi (SO3) menurut reaksi
berikut.
2SO2(g)
+ O2(g) ®
2SO3(g)
Belerang trioksida merupakan oksida asam yang dapat
larut dalam air membentuk asam sulfat. Aiir hujan yang mengandung asam sulfat
ini menjadi bersifat asam sehingga dikenal sebagai hujan asam. Senyawa belerang
lain yang berbahaya adalah gas hidrogen sulfida (H2S). senyawa ini
mudah dideteksi keberadaannya karena memiliki bau yang menyengat seperti bau
telur busuk.
e. Dampak Penggunaan Silikon
Saat ini silikon banyak disalah gunakan oleh kaum
wanita yang merasa tidak nyaman dngan kondisi fisiknya. Misalnya, polimer
silikon (SiCH2)n, digunakan untuk mengubah bentuk jaringan hidung. Bibir, dan payudara. Tindakan ini
ibarat menanam bom waktu di tubuh sendiri karena lambat laun silikon akan
merusak jaringan tubuh.
f. Dampak Penggunan Besi
Besi memiliki kelemahan mudah mengalami korosi atau
mudah berkarat. Besi yang berkarat bersifat rapuh dan berwarna kuning
kecoklatan. Jika mengenai pakaian, noda koning dari karat besi akan mengotori
pakian dan sulit dibersihkan. Air yang mengandung kadar besi melebihi ambang
batas tersebut tidak baik digunakan sebagai air minum karena diduga kuat akan
membebani fungsi ginjal.
g. Dampak Penggunaan Kromium
Krominium terdapat dalam limbah industri percetakan,
limabah keramik, limbah tekstil, dan limbah cat. Dampak negatif dapat timbul
jika limabah industri ini tidak dikelola dengan baik, sehingga sangat berbahaya
karena bersifat karsinogenik.
h. Dampak Penggunaan Tembaga
Air yang mengandung tembaga dengan kadar melebihi batas
maksimum yang diperbolehkan dapat menimbulkan dampak berupa kerongkongan terasa
kering, mual-mual, diare yang terus-menerus, dan iritasi pada lambung.
1. Pembuatan Unsur dan Senyawa
a. Pembuatan Gas Oksigen
1)
Pembuatan Gas Oksigen di Laboratorium
Dilakukan dengan cara memanaskan senyawa oksidanya,
2HgO(s) D 2Hg (s) + O2(g)
Dengan cara mengelektrolisis
larutan garam alkali nitrat atau alkali sulfat.
NaNO3 (aq) ® Na+(aq) + NO3-(aq)
Katode (Pt) : 2H2O(l) + 2e-
®
2OH- + 2H2(g)
Anode (Pt) : 2H2O(l)
+ 4e- ®
4H- + O2(g)
2)
Pembuatan Gas Oksigen di Industri
Pembuatan gas oksigen untuk keperluan industri dilakukan dengan cara
distalasi udara cair.
b. Pembuatan Gas Nitrogen
1)
Pembuatan Gas nitrogen di Laboratorium
Gas nitrogen dapat dibuat melalui pemanasan senyawa azida, Seperti
natrium azida (NaN3) dan barium azida (Ba(N3)2).
Pemanasan ini mengahsilkan gas nitrogen dan logam natrium.
2NaN3(s) D 2Na (s) + 3N2(g)
Natrium azida Natrium Nitrogen
Nitrogen juga dapat dihasilkan dari pemanasan secara perlahan-lahan
larutan amonium nitrit (NH4NO2).
NH4NO2(aq) D 2N2O (l) + N2(g)
Cara
mereaksikan natrium nitrit dan amonium klorida menurut reaksi berikut
NaNO2 + NH4Cl D NH4NO2 + NaCl
2)
Pembentukan Gas Nitrogen di Industri
Pembuatan gas nittrogen dilakukan bersamaan dengan pembuatan gas oksigen
karena sumbernya juga sama, yaitu udara.
c. Pembuatan Amonia (NH3)
1)
Pembuatan Amonia di Laboratorium
Amonia dibuat dengan cara mereaksikan garam amonium klorida dengan basa
kuat atau oksida basa menurut reaksi berikut.
NH4Cl +
NaOH ® NH3 + NaCl + H2O
Amonium Natrium Amonia Natrium
Air
klorida
hidroksida klorida
2NH4Cl + CaO
® 2NH3 + CaCl + H2O
Amonium Kalsium
Amonia Natrium Air
klorida
oksida klorida
Gas amonia bersifat basa sehingga akan mengubah warna lakmus merah
menjadi biru.
2)
Pembuatan Amonia di Industri
Amonia dibuat dalam skala industri melalui proses
haber-Bosch. Proses pembuatan ini menggunakan bahan baku gas nitrogen dan gas hidrogen yang
direaksikan menurut persamaan reaksi berikut.
N2(g)
+ 3H2(g) D 2NH3(g) DH = -92,2 Kj
Entalpi pembentukan amonia ini berharga negatif.
Berarti, reaksi ini bersifat eksoterm/ ada dua faktor lain yang juga perlu anda
perhatikan untuk memproleh amonia dengan jumlah maksimum, yaitu tekanan dan
pengguanaan katalis.
a.
Suhu
Jika suhu dinaikan, reaksi akan bergeser ke arah kiri. Sebaliknya, jika
suhu diurunkan, reaksi akan bergeser ke arah kanan.
b.
Tekanan
Jika reaksi dilakukan pada tekanan rendah, reaksi akan bergeser ke kiri
sehingga produk yang diproleh sedikit. Idealnya, agar reaksi berlangsung ke
arah kanan, harus digunakan tekanan yang tinggi. Namun, masalah baru timbul
karena reaksi yang harus dilangsungkan pada tekanan tinggi memerlukan peralatan
dengan investasi yang besar.
c.
Katalis
Katalis berfungsi menurunkan energi aktivitasi sehingga semakin banyak
pereaksi yang diubah menjadi produk. Dalam industri, pengguanan katalis ini
sangat penting untuk memproleh produk yang sangat banyak dengan cepat.
d.
Pengolahan Aluminium
1)
Proses Pembuatan Alumina (Al2O3)
Mual-mula, bijih bauksit dihaluskan samapi ukuran tertentu. Kemudian,
bauksit dipisahkan dari pengotornya dengan cara dilarutkan dalam larutan NaOH.
Al2O3(s)
+ 2OH-(aq) + 3H2O(l) ® 2Al(OH)4-(aq)
Larutan disaring, kemudian Al2O3 diendapkan dari
larutanya dengan menambahkan sedikit seed
(bubuk Al2O3). Endapan Al2O3 yang
terbentuk dipanaskan untuk menguapkan pelarutnya.
2)
Proses Elektrolis Alumina
Kriolit berfungsi menurunkan titik leleh Al2O3 dari
2.000°C menjadi 1.000°C. Selanjutnya campuran dielektrolisasis untuk
menghasilkan aluminium dan gas oksigen melalui reaksi berikut.
Al2O3(l)
®
2Al3+ + 3O2-
Katode : 2Al3+
+ 6e- ® 2Al(l)
Anode : 3O2-
®
O2(g) + 6e-
Reaksi sel : Al2O3
(l) ®
2Al(l) + O2(g)
3)
Perhitungan Massa Aluminium
Anda dapat menerapkan prinsip stoikiometri, khususnya Hukum Faraday.
e.
Pembuatan Hukum Asam Sulfat
1)
Pembuatan Asam Sulfat dengan Poses kontak
Proses ini dimulai dengan pembakaran belerang sehingga
dihasilkan belerang dioksida (SO2). Selanjutnya, dilakukan pembuatan
gas SO3 dengan mereaksikan gas SO2 dan O2
menggunakan katalis vanadium pentaoksida (V2O5).
Berikut persamaan reaksi
yang berlangsung.
S(s) + O2(g) ® SO2(g)
2SO2(g)
+ O2(g)
2SO3(g)
SO3(g) + H2SO4(l)
®
H2S2O7(l)
H2S2O7(l)
+ H2O(l) ®
H2SO4(aq)
Pembuatan asam sulfat dengan metode proses kontak ini menguntungkan
karena dapat menghasilkan jumlah produk yang tinggi dengan kemurnian yang
tinggi pula. Namun, proses kontak ini memerlukan paralatan yang dihasilkan
khusus dan biaya proses yang tinggi. Akibatnya, produk yang dihasilkan menjadi
mahal harganya.
2)
Pembuatan Asam Sulfat dengan Proses Bilik Timbel
Proses pembuatan asam sulfat ini menggunakan wadah atau
bilik berlapis timbel. Biliki ini berfungsi menampung H2SO4
yang dihasilkan. Katalis yang digunakan dalam proses ini adalah nitrogen
monoksida (NO).
Reaksi yang berlangsung
selama proses pembuatan sebagai berikut.
S(s) + O2(g) ® SO2 (g)
NO(g) + O2(g) ® NO2(g)
SO2(g) + NO2(g) ® SO3(g) + NO(g)
SO3(g) + H2O(l) ® H2SO4(aq)
Keuntungan pembuatan
sulfat menggunakan proses bilik timbel ini adalah peralatan yang digunakan
cukup sederhana dan biaya produksi rendah sehingga harga produk dapat ditekan.
Proses bilik timbel ini efektif untuk menghasilkan asam sulfat dengan kemurnian
yang tidak terlalu tinggi.
artikelnya mantap nich...sangat bermanfaat untuk dijadikan referensi
BalasHapusterima kasih mas bro
BalasHapusterima kasih referensinya !
BalasHapusmakasih, sangat membantu :)
BalasHapusgamsahamnida Hyung,.,.,
BalasHapusabout your artikel,.,.,.,
that;s good,..,,